Saturday, January 22, 2005

Catatan

Dan dengan menyebut apa yang disangkakan oleh orang-orang, berpikiran tidak objektif hanya akan menambah kesulitan diatas kesulitan, dan sesungguhnyapun semua itu tidak cukup berguna bagi harapan terwujudnya kemaksimalan dalam betafakkur akan ayat-ayat ilahi.sehingga yang sangat dibutuhkan adalah keterikatan akan objektifitas -di satu sisi- dan kebebasan dari keterikatan -yang mesti tetap mempertahankan objektifitas juga-. Permasahalan ini memang lumayan rumit, sebab batasan-batasan pada kedua sisi tersebut sangatlah tidak mudah untuk ditentukan sebagaimana memastikan perbedaan kedua sisi mata uang logam.
Objektifitas itu sendiri sebenarnya berada diatas logika kita. Dalam arti bahwa ia diibaratkan sebagai raja yang bertahta diatas singgasana... dan nilai-nilai singgasana itu adalah ditentukan oleh si raja itu sendiri. Yang menjadi objek adalah logika bukan sebaliknya. Sebab jika ia berada di bawah maka yang wujud hanya egoisme logika yang sangat sering membunuh bukan saja makna objektifitas tapi juga kebenaran hati dan kata-katanya. Alangkah sangat merugi jika kita tergelincir dalam langkah-langkah ini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home