Thursday, January 27, 2005

diri; hati,pemikiran, perasaan

satu sisi aku merasa kalau sikap dan pertanyaan2 yang

selalu ku lontarkan adalah perwakilan dari rasa
cintaku rasa sayangku dan aku yakin itulah
landasannya.. tak pernah terpikir sama sekali untuk
membatasi, menghalangi gerak dan langkahnya selama itu
positif; positif bagi dia dan juga bagi kami. Selama
ini aku meyakini kalau pantas untuk berucap kami dalam
hal seperti ini.. tapi sekarang ada sedikit kecemasan
kalau2 kata itu belom pas untuk keadaan skarang ini
karena memang gambarannya tidak demikian yg
dipraktekkan. Kalau ini dibilang ego, ok tak ku
pungkiri.. tapi apa tidak ada kebenaran melekat di hal
ini?
seideal2nya sebuah kebersamaan memang tetaplah ada
batas dan hak perindividu juga kewajiban yg tak dapat
dipungkiri dibanyak kesempatan mesti berbeda antara
satu dan lain. tapi sudah idealkah kebersamaan kita ?
sudah ? sudah sampai pada taraf yang dipengecualian2
itu?

satu sisi, tersadarkan juga dengan kekanak2an sikap.
tapi walau demikian, andai memang aku bersikap
kanak2.. sampai taraf ini pun hanya cinta dan sayang
landasaannya.

aku memang suka bertanya,aku memang suka kejelasan,aku
tak suka kekaburan, tak suka keganjilan, aku tak suka
semua yang berlawanan dengan yang aku suka.. tapi
percayalah aku masih waras dan sadar penuh.

sungguh sulit jika 'diri' berhadapan dengan 'diri'.
kadangpun aku bingung, apa ku yang berbicara apaku
yang lantang bersuara.. hatikah, pikirankah,
perasaankah? sebab 3 unsur ini lah yang kusebut dengan
diri.
bayangkan gimana sulitnya ketika kebingunganku tehadap
diriku belom tuntas .. dipihak yang satu dirinya juga
sesuatu yang mesti ku hadapi; hatinya, pikirannya,
perasaannya.

sungguh perih diriku ketika hal2 yang perih menghujam,
begitupun terhadapnya.
sungguh perih diriku ketika berbuat yang perih melukai
dirinya, begitupun terhadapku.

semalam aku baru baca sebuah artikel, yg biasanya tak
pernah ku ambil pusing untuk mengintisarikannya.. tapi
ngak papalah, begini katanya:
-----
kenapa seseorang berteriak ketika emosi,jawabannya
sebab hatinya berjauhan, walau secara fisik berdekatan
suara yg lembut takkan membuat orang yg lagi emosi
mendengar kecuali dengan suara yang tinggi, ironisnya
semakin hati itu berjarak semakin diperlukan volume
suara yang tinggi.
lain dengan orang yang bercinta biarpun secara fisik
berdekatan ataupun berjauhan itu tidak pengaruh sebab
hati selalu dekat sehingga sehalus apapun suara bahkan
tanpa bahasa pun orang yang jatuh cinta bisa saling
memahami.
----

aku tidak peduli dengan gambaran diatas.. sebab emosi
dan cinta itu sendiri bisa diwakili oleh ketiga unsur
diri yang kusebut diatas, jadi penilainnya juga
berbeda tidak mesti terikat oleh gambaran cerita
artikel itu. walau satu point yang ku mau ambil..
adalah hal kejauhan hati. oh ya di akhir artikel ada
sebuah rangkuman bahwa jika hati sudah terasa jauh
janganlah bahasa membuatnya makin jauh. itu katanya.
dan ini yang ku maksudkan ingin ku ambil tadi.
problemnya, diriku adalah yg suka berbahasa.. tapi
tetap ini sesuatu yang mesti ku ambil.. mesti aku
pelajari dan belajar untuk tidak pernah berjauhan !

barusan aja 2 sms datang mempertanyakan kepositifan
pemikiran aku akannya.
pingin aja rasanya ngapus semua tulisan yang dah ku
ketik ini .. tapi sayang juga ku rasa...

diriku dengan dirinya akan sangat mudah dalam
perjalanan ini jika cinta dan sayang itu adalah sebuah
bentuk ideal yang mencuat dari diri seutuhnya, bukan
hanya salah satu unsur diri itu.
ini bukan vonis tapi ini pembelajaran berlaku buat
diriku dan dirinya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home