Wednesday, August 18, 2004

berjalan lah...

diawal-awal yang berdiri adalah sebuah tiang menutup penglihatan satu sama lain, tapi suara tak terbatasi..tetap boleh didengarkan bahkan dilantangkan dengan berbagai nada. sampai pada satu ketika tiang itu runtuh, bahkan anjlok pondasinya membentuk sebuah lobang -mula2- bahkan pas menyandang makna jurang.

sungguh 'complicated'. ego mesti berdiri ego mesti lenyap, pertanyaan harus hilang jawaban selalu dipinta, dan lain lain...
suasana hatipun berganti2 cuaca..

untung kesadaran arti bersama masih bertengger di puncak segalanya, walau pada saat2 tadi iya sempat samar oleh cuaca yang mengalangi pemandangan akannya... dan untungnya juga bukan pandangan lahiriyah sebagai modal.

tiba masa temperatur ego merendah, sebenarnya bagus tapi terkadang malah menaikkan temperatur di sisi yg satunya. keduanya berbuat hal serupa, sampai disini sebenarnya keadaan yg ada jauh lebih baik dari gambaran yang menerawang penuhi pemahanam sebatas kata2 yang ada.

satu sisi tidak perlu satu sisi perlu
satu sisi jangan satu sisi biarlah
saru sisi iya satu sisi tidak
satu sisi dan satu sisi

tiba pada akhir, yang bukan sebuah tepi... sebab sebuah perjalanan tidak mengenal ini semua selain hanya sebagai tapak-tapak kaki.

berjalan dan berjalanlah..

Tuesday, August 03, 2004

rindu

bak butiran-butiran batu yang terus dirajut menjadi lingkaran gelang yang sekarang sudah berada di pergelangan tangan.. malam ini menimbulkan pertanyaan .. apakah berakhir proses sebuah kesinambungan.. atau justru membengkak dan melebar serta terus meluas ke ketiadaan batas dan tepi ?
ia tidak berhenti.. prosesnya tak perlu dipertanyakan karena ia telah keluar dari gelanggang pertanyaan serta jawaban. ia juga tidak dicukupi oleh bahasa memaparkan sifat-sifat nya.. ia tidak sama sekali berhenti ..
permasalahan yang ada ialah objek dari itu semua.. rindu kah .. bertanyakah ..jawabannya kah ..rindu ?
tidak lupa, di lengan satunya lagi telah melingkar sebuah mahkota yang dilepaskan sebab sebuah rasa, atau memang ia patut dipastikan sebagai sebuah rasa.
mengapa begitu mencuat ketakutan-ketakutan yang sebenarnya sebuah harapan untuk tidak terbukti dan tidak pernah berlaku substansi ketakutan itu. sungguh malam ini keindahan bercinta menghujani diri beserta sambaran2 kilat kerinduannya menyengat jiwa. sungguh !
untukmu yang sedang terlelap yang mudah2an bermimpi indah, sungguh merindu yang menulis ini kepadamu.